Inilah Fakta Menarik Mengenai Orang Jepang Menurut Pengalaman Pribadi Saya
Kali ini saya akan mengulas fakta menarik dari orang Jepang menurut pengalaman pribadi saat saat saya tinggal di sana untuk beberapa waktu lamanya. Nah sesuatu yang menarik dari orang Jepang adalah sbb :
- Orang Jepang menjadi rajin dan tepat waktu seperti sekarang bukan karena dari sononya, tapi merupakan hasil dari kebijakan pemerintah yang dilakukan secara terus-menerus sehingga sukses menjadi kebiasaan. Orang Jepang dulu juga jorok, malas, dan jam karet. Terdengar mustahil? Tidak, kok. Saya juga awalnya kaget mendengar hal itu karena berbanding terbalik dengan tipikal orang Jepang yang kita ketahui selama ini. Untuk mengubah karakteristik jelek itu (dan meningkatkan perekonomian mereka), pemerintah Jepang membuat suatu gerakan yang dikenal dengan sebutan Shin Seikatsu Undo (New Life Movement). Untuk mengetahui lebih lanjut, silakan membaca buku tulisan dosen pembimbing saya dulu, Ibu Susy Ong. Beliau meneliti Shin Seikatsu Undo langsung ke Kyoto. Saya juga pernah diperlihatkan dokumen yang menunjukkan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang mendukung Shin Seikatsu Undo. Tulisan Ibu Susy dapat dibaca di bukunya yang berjudul “Seikatsu Kaizen: Reformasi Pola Hidup Jepang”. Wah, saya jadi promosi.
- Orang Jepang juga suka bergosip. Sama seperti orang Indonesia, kan? Karena saya kerja di perusahaan Jepang, saya sering sekali mendengar ekspat di kantor saya ngomongin orang di jam kerja, hahaha. Dan uniknya, yang bergosip selalu bapak-bapak. Selain itu, jaringan komunikasi mereka luas dan cepat sekali. Saya pernah melakukan sesuatu di Tokyo di malam hari. Besok paginya, berita mengenai hal yang saya lakukan itu sudah sampai Jakarta. Luar biasa.
- Tingkat kelahiran di Jepang saat ini sangat rendah, apakah itu berarti minat orang Jepang untuk menikah dan berkeluarga saat ini rendah juga? Sepertinya tidak juga. Saat masih kuliah, saya sering bertemu dengan anak-anak muda Jepang. Banyak anak muda Jepang yang masih ingin menikah dan berkeluarga. Tapi keadaannya kurang mendukung. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari mereka, jam kerja yang panjang membuat mereka kesulitan berkeluarga. Hal ini dirasakan terutama oleh pegawai perempuan. Ditambah lagi, daycare atau penitipan anak di Jepang saat ini jumlahnya tidak memadai. Kalaupun ada, mereka harus ikut sistem antrean, alias waktu tunggu yang bisa sampai bertahun-tahun. Anaknya keburu besar, dong. Hal inilah yang membuat orang Jepang ragu-ragu untuk memiliki anak. Nanti anaknya siapa yang urus?
- Laki-laki Jepang yang menyukai makanan manis sulit mengakuinya. Mungkin karena masih adanya pandangan kalau makanan manis itu hanya eksklusif untuk perempuan. Jarang sekali saya lihat ada laki-laki Jepang yang makan atau minum yang manis-manis. Teman laki-laki saya pernah bilang kalau dia tidak nyaman makan di kafe yang ketara sebagai kafe makanan manis (misalnya di sini semacam shirokuma atau sumoboo, ya), padahal yang saya tahu dia suka makanan manis. Pokoknya kalau mau makan di tempat seperti itu, dia harus ditemani perempuan dulu.
- Dari kebiasaan teman-teman Jepang saya, saya tahu orang Jepang mandinya hanya sekali dalam sehari. Tidak apa-apa juga, sih. Toh selama ini saya belum pernah bertemu dengan orang Jepang yang bau badan.
- Perempuan Jepang merawat diri sampai ke kuku mereka. Kuku mereka manis sekali. Semua perempuan Jepang yang pernah saya temui di Jepang pasti memiliki nail art di kukunya. Bukan yang berlebihan, hanya desain standar saja, seperti desain polkadot berwarna cerah di atas kuteks berwarna bening. Bahkan pegawai-pegawai perempuan di kantor saya di Tokyo pun seperti ini. Saya iri sekali, soalnya saya tidak bisa pakai kuteks karena saya beragama islam.
- Gaji suami disimpan oleh istri. Ini merupakan kebiasaan bawaan dari Shin Seikatsu Undo dulu, di mana saat itu disebarkan paham bahwa ibu yang baik adalah ibu yang dapat mengatur pengeluaran rumah tangganya. Suami hanya diberikan semacam uang jajan. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah suami jajan ke tempat hiburan malam. Saya tidak tahu apakah sampai saat ini praktik ini masih lazim dilakukan, tapi atasan saya di kantor masih seperti ini.
- Semua ibu rumah tangga di Jepang memiliki buku yang mereka gunakan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran rumah tangga. Buku ini diisi cukup sering dan di-review di akhir bulan. Jadi bisa kelihatan pengeluaran untuk apa yang paling besar bulan itu, supaya bisa dikurangi di bulan berikutnya.
Sepertinya itu dulu saja yang saya ingat saat ini. Mungkin nanti suatu saat saya akan tambahkan lagi.
0 Response to "Inilah Fakta Menarik Mengenai Orang Jepang Menurut Pengalaman Pribadi Saya"
Post a Comment