Menginap Semalaman Di Bandara Adalah Pengalaman Menarik Dan Unik
Saya pernah mengalami persis seperti ini. Apalagi itu pertama kalinya saya naik pesawat terbang.
Tiket pulang saya ternyata tanggalnya tepat, namun bulannya meleset satu bulan. Ini memang karena saya salah klik tanggal (eh, bulan) saat memesan tiket. Saya bepergian dengan teman dan ibunya. Ibunya agak panik, namun saya sih tenang-tenang saja, karena solusinya tinggal ganti jadwal penerbangan saja. Beruntung sekali ada penerbangan untuk besoknya. Jadi malam itu saya batal berangkat, dan penerbangan berikutnya tepat esok harinya, pagi-pagi buta.
Saya berpikir tidak ada gunanya memesan hotel, takutnya saya ketiduran. Namun, begadang semalam suntuk juga rasanya merepotkan. Akhirnya saya memutuskan menunggu di bandara (bandara Ngurah Rai Bali).
Yang pertama kali saya cek, tentunya adalah, apakah bandara tersebut buka 24 jam? Pada saat itu bandara Ngurah Rai sedang ada renovasi, jadi saya perkirakan tetap ramai. Apa pengaruhnya bandara tersebut buka 24 jam atau tidak? Pengaruhnya di tempat kita menunggu. Kalau bandaranya tidak buka 24 jam, otomatis kita tidak bisa menunggu di dalam gate ataupun terminal, harus di luar bandara. Jika kasusnya begitu, kamu bisa cari apakah ada lounge/kafe yang buka 24 jam? Untuk saya yang muslim, alternatif lainnya tentu mencari masjid terdekat.
Di kasus saya tadi, bandara buka 24 jam. Namun, karena saya bawa koper dan ransel, sangat merepotkan kalau saya bolak-balik masuk security check up. Oleh karena itu, sebelum masuk terminal, pastikan kamu sudah makan/minum terlebih dahulu. Botol air dan semacamnya tidak boleh lolos security kan?
Kemudian, saya cukup menunggu di dalam terminal (atau saya lupa istilah persisnya apa) setelah security check, dan menunggu di situ. Saya pilih menunggu di dalam dengan dalih itu lebih aman dan nyaman. Ada banyak kursi dan pengisi daya apabila dibutuhkan. Semakin malam, jumlah penerbangan berkurang, sehingga jumlah orang semakin sedikit. Sepanjang mata memandang, tidak ada makhluk hidup pun selain saya. Untungnya, lampu tetap nyala.
Saya mulai berpikir, apakah nasib saya mirip seperti Tom Hanks di The Terminal? Saya mulai kesepian.
Selang beberapa jam, biasanya ada orang lewat misalkan security atau office cleaning. Semua bertanya, “Loh, penerbangan kapan?”. Saya katakan penerbangan saya untuk keesokan harinya, dan mereka maklum.
Akhirnya, demi membunuh sepi, saya berjalan berkeliling dan berbincang dengan macam-macam orang saat itu. Pramugari, cleaning service, security, calon penumpang yang juga terdampar, pilot yang menyangka saya ketinggalan pesawat, dan lain-lain. Untungnya, mereka baik dan saya tidak serta merta dikirim ke pos penjagaan atau entah bagaimana. Kadang saya capek dan tidur di kursi dengan sepatu dilepas dan kaki memanjang (tidak etis sih, tapi capek sekali) dan beralaskan ransel agar aman. Kemudian setelah mendengar tips dari salah satu cleaning service, saya diajak ke mushala terdekat untuk ikut tidur bersama teman-temannya di sana. Sebenarnya saya bisa ke sana sendiri, mungkin karena muka saya mirip keturunan Tiongkok, saya diundang secara eksplisit agar diperbolehkan tidur di Mushala. Di sana sudah ada beberapa temannya yang tergeletak di situ. Bersama dengan seorang ibu yang tampaknya penerbangan pagi juga. Tidurlah saya di situ. Pertimbangannya, di situ lebih hangat dibanding di tempat duduk di aula tadi.
Menjelang subuh, saya dibangunkan karena Mushala dipakai untuk shalat. Saya pun shalat. Setelah itu saya kembali ke aula yang ternyata sudah mulai ramai manusia hilir mudik. Saya membaur dengan kerumunan, seolah baru datang, padahal belum mandi.
Hari itu saya merasa sangat lelah sekali. Namun, tidak bisa dipungkiri, itu menjadi pengalaman unik. Bandara seolah hanya berisi saya seorang saat itu. Saya bebas kemana-mana, guling-guling di kursi atau tiduran di karpet lantai, tidak ada yang tahu (kecuali mungkin CCTV). Jujur, ini pertama kalinya saya baru tahu kalau ternyata bandara itu tidak aktif 24 jam.
0 Response to "Menginap Semalaman Di Bandara Adalah Pengalaman Menarik Dan Unik"
Post a Comment